PENGLIPURAN-BANGLI

PENGLIPURAN-BANGLI
DESA BALI AGA

Selasa, 29 November 2011

Cinta Monyet Gue.... :D

Hari ini, 30 November 2011, gue ketemu mantan cinta monyet gue jaman eS De dulu. Dia tambah cakep aja dan yang pasti dah ga ingusan kayak dulu lagi. Sekarang dia terlihat dewasa dan ke bapaan. Pastinya dong, wong dianya dah jadi bapak beneran. wkwkwkwkwkwk. Anaknya dah 2 cowok semua. Dan istrinya baru satu katanya. Maunya? Dasar cowok, usaha aja kerjanya. Yah gue sih seneng-seneng aja ketemu dia di saat kami sudah berubah semua.
Dia bilang, ga ada yang berubah di diri gue, kecuali penampilan fisik gue. Ya iyalah, secara gw perempuan yang pasti bakal berubah. Ga kebayang gue 18 tahun gue ga berubah, masih tetep kayak anak 12 tahun. wkwkkwkwkwk. Tapi dia malah ketawa ngakak, dan bilang...."ini yg aku kangenin dari kamu selama 18 tahun, Rin". Ups?!? Kangen? 18 Tahun? Ah yang bener? Ga salah denger tuh gue? Jangan-jangan kamu nyesel dah nikah duluan trus sekarang baru ketemu gue? hahahahahahaha....Ge eR ya gue.
Tapi bener Rin, kamu ga banyak berubah, Pribadimu, karaktermu dan sifatmu, ya walaupun sekarang kamu terlihat lebih dewasa dan bijaksana. Cuman kamu sekarang lebih cewek walaupun ga cewek baget. Maksud loh...dulu gue kutilang darat gitu? Ya iyalah. Kan gue tumbuh berkembang dong selama 18 tahun sesuai dengan aturan alam. Tapi, memang...banyak hal yang berubah dari gue dan gue ngerasaain itu. Yah, namanya hidup musti di jalani apa adanya.
Well, gue seneng bisa ketemu dia lagi. Cinta Monyet Gue yang ternyata masih inget sama gue dan entah jujur entah bohong...juga kangen sama gue walaupun udah 18 tahun ga ketemu. Gue pengen cerita sedikit tentang cinta monyet gue ini.
Namanya, Putu Artawan. Jaman gue eS De dulu tuh ga ngerti sama yang namanya cowok cakep. Temen cowok or cewek itu buat gue sama aja. Ga ada bedanya. Termasuk temenan sama dia. Samapai suatu hari dia kirim surat cinta ke gue lewat seniornya di tempat magang. Jadi dia itu anak STM yang magang di Tukang Service di sebelah rumah gue dulu. Pas gue baca tuh surat, gue malah ketawa. Gue lupa kata-katanya waktu itu, tapi yang gue inget, gue ketawa waktu baca dan bingung musti diapain tuh surat. Hampir seminggu kejadian itu, berkali-kali dia minta balasan tapi ga aku hiraukan. Akhirnya dia nembak gue langsung. Cuman, lucunya...ga gue iyakan pernyataannya, tapinya kita kayak orang pacaran gitu. Kalau ketemu suka malu-malu. Saling nungguin kalau waktunya berangkat sekolah, sampai akhirnya aku masuk eS eM Pe dan kamu tamat. Kita ga pernah ketemu lagi. Dan sampai hari ini. Ah, kalau ingat masa lalu selalu indah di kenang.
Makasi ya, setidaknya aku jadi inget. Ternyata aku punya cerita cinta monyet jaman dulu. Dan kisahnya pun sangat manis untuk di kenang.

Sabtu, 26 November 2011

Tangisan di Balik Punggung Itu

Inginku hapus air mata itu dan kuganti dengan senyuman manis di bibirmu. Sekalipun kuhanya dibalik punggungmu. Tangis itu, aq mendengarnya dengan hatiku. Getaran rindu itu seperti membutuhkan dermaga utk berlabuh...telingaku memang tak mendengarnya Teman(jika boleh kupanggil begitu)berbagilah mungkin dgnku dan aq akan setia mendengarkannya.


Banyak hal yang bisa aq bagi denganmu, cerita-cerita lucu, tingkah-tingkah comel serta kesan mendalam tentang pribadimu yang hangat. Membuat aku sadar, dunia baru tak selamanya menyeramkan. Menakutkan. Seperti yang sering aku bayangkan sebelum masuk ke dalamnya. Mengenalmu, dengan sejuta pesonamu, membuat aku terpana. Ada banyak yang tersembunyi di balik tawa ceriamu. Bisakah aku menyelaminya dan memberimu satu senyum termanis karena kamu telah mengenalku? Jika itu iya, bisakah aku memberimu senyum manis itu?


Ah, Fatamorgana kadang terasa. Karena aku hanya mampu memandangmu dari sisiku berdiri. Tak mampu aku melangkah menggapai pesonamu namun, aku pun tak mampu acuhkan pesonamu yang seakan memanggilku dalam sisi waktu yang terus saja berlalu tanpa pernah bisa berhenti sejenak agar aku bisa, setidaknya menyecap sedikit pesona itu dan pergi berlalu tanpa meninggalkan setitik pun jejak yang akan menyisakan kenangan.


Ya memang tak akan bisa, teman(jika boleh aku memanggilmu demikian), semua telah tegas tertulis teman(jika boleh memanggilmu demikian). Kamu hanya akan cukup aku kagumi denga sejuta pesonamu. Dan aku tak akan pernah bisa...sedetik pun berpaling ataupun mendekat pada pesonamu itu. Seperti matahari, kamu akan membakarku namun aku tak akan mampu bertahan tanpa matahari. Teman(jika boleh aku memanggilmu demikian)sungguh pun sulit, namun aku harus bisa dan perasaan itu lah yang begitu menyiksaku.


Mengenalmu, membuat aku percaya...kamu adalah tangis itu. kamu adalah rindu itu. Dan seperti bayi besar yang menangis, maka aku tawarkan hatiku untuk tempatmu berlabuh, menceritakan rindumu pada Ibu, yang begitu kamu sayangi. Menceritakan rasa banggamu untuk Bapak, yang begitu kamu kagumi. Dan rasa rindumu pada belahan jiwamu yang kamu tinggalkan di sana. Jangan kamu hapus air mata itu, biarkan. Bebaskan. Dan aku akan tetap menganggapmu lelaki hebat.


Trimakasih, kopi hangatmu, senyum manismu dan tawa ceriamu. Kunikmati tiap detik kebersamaan itu, karena pada akhir waktunya akan berakhir dan kamu akan jadi kenangan terindah dalam hidupku. Selamanya.