PENGLIPURAN-BANGLI

PENGLIPURAN-BANGLI
DESA BALI AGA

Kamis, 22 Desember 2011

Apa salah dan dosaku, Mama.

Mungkin kalau kamu tinggal di hutan kamu bisa hidup sesukamu. Tak perlu memikirkan pendapat orang lain. Mungkin kalau kamu hidup sendiri di dunia ini, kamu tak perlu malu. Apa kamu sadar telah membuat orang tuamu malu. Wanita belum menikah seumur kamu itu aib! Aib keluarga. Mama malu!

Apa salahku Ma, kalau umur segini aku belum menikah? Apa salahku, kalau sampai hari ini aku belum ketemu yang cocok? Apa salaku, kalau aku masih sendiri? Toh aku tidak mencuri, aku tidak merampok, aku tidak membunuh sampai Mama malu karena aku. Apakah menjadi jomblo itu melanggar hukum? Kenapa Mama menganggap itu aib?

Air mata Rhena mengalir tak tertahankan lagi. Mama bungkam seribu bahasa. Rhena tertunduk. Tak ada maksud ingin membantah Mama seperti itu. Dia terbawa emosi. Dia sudah tak kuat lagi menerima perlakuan tak adil seperti ini hanya karena adik tengahnya telah menikah lebih dulu. Mama selalu memperlakukannya seakan dia adalah kesalahan dalam hidup Mama.

Rhena mengambil kunci motor dan mengenakan helmnya kemudian pergi membawa 'jupe'. Dia tak tahu harus kemana. Tak punya tujuan. Hatinya sakit. Otaknya tak mampu lagi berfikir dengan baik. Sepanjang jalan air matanya mengalir tak henti. Dadanya terasa sesak karena Rhena menahan tangisnya. Dia terus berusaha menahan tangisnya agar tak pecah. Hanya air mata. Ya hanya air mata yang tak terbendung lagi.

Awalnya hidup Rhena baik-baik saja. Dia jalani hidupnya dengan baik dan santai. Beberapa kali Rhe, begitu dia biasa dipanggil, dekat dengan seorang cowok. Namun hubungan itu tak pernah sampai seumur jagung telah berakhir. Rhe sadar, mungkin memang bukan jodohnya. Sejak itu, dia tak lagi bersusah payah mencari cowok hanya untuk sekedar pacaran yang tak ada ujungnya. Dia lebih perfikir untuk mencari cowok yang punya tujuan yang sama dengannya yaitu menikah dan memiliki keluarga kecil yang bahagia.

Namun, Tuhan belum memberinya petunjuk ke arah itu. Dia bahkan hanya menemukan kekecewaan yang panjang dalam pencariannya. Selalu berakhir kecewa dan sakit hati. Tapi toh Rhe masih percaya dan yakin jika nanti akan ada laki-laki terbaik yang Tuhan kirim untuknya sebagai jodoh terakhirnya dalam hidup yang Rhe jalani. Hanya saja kapan, itu yang Rhe tak pernah tahu.

Setiap hari Rhe membunuh rasa gelisahnya dengan bekerja dan terus bekerja. Pekerjaannya memang tak mapan karena dia hanya tenaga outsorsing di sebuah instansi pemerintah, namun setidaknya Rhe merasa bersyukur, pekerjaannya bisa menghiburnya dan juga bisa menghidupinya walaupun dia masih tinggal menumpang dengan orang tuanya.

Selasa, 29 November 2011

Cinta Monyet Gue.... :D

Hari ini, 30 November 2011, gue ketemu mantan cinta monyet gue jaman eS De dulu. Dia tambah cakep aja dan yang pasti dah ga ingusan kayak dulu lagi. Sekarang dia terlihat dewasa dan ke bapaan. Pastinya dong, wong dianya dah jadi bapak beneran. wkwkwkwkwkwk. Anaknya dah 2 cowok semua. Dan istrinya baru satu katanya. Maunya? Dasar cowok, usaha aja kerjanya. Yah gue sih seneng-seneng aja ketemu dia di saat kami sudah berubah semua.
Dia bilang, ga ada yang berubah di diri gue, kecuali penampilan fisik gue. Ya iyalah, secara gw perempuan yang pasti bakal berubah. Ga kebayang gue 18 tahun gue ga berubah, masih tetep kayak anak 12 tahun. wkwkkwkwkwk. Tapi dia malah ketawa ngakak, dan bilang...."ini yg aku kangenin dari kamu selama 18 tahun, Rin". Ups?!? Kangen? 18 Tahun? Ah yang bener? Ga salah denger tuh gue? Jangan-jangan kamu nyesel dah nikah duluan trus sekarang baru ketemu gue? hahahahahahaha....Ge eR ya gue.
Tapi bener Rin, kamu ga banyak berubah, Pribadimu, karaktermu dan sifatmu, ya walaupun sekarang kamu terlihat lebih dewasa dan bijaksana. Cuman kamu sekarang lebih cewek walaupun ga cewek baget. Maksud loh...dulu gue kutilang darat gitu? Ya iyalah. Kan gue tumbuh berkembang dong selama 18 tahun sesuai dengan aturan alam. Tapi, memang...banyak hal yang berubah dari gue dan gue ngerasaain itu. Yah, namanya hidup musti di jalani apa adanya.
Well, gue seneng bisa ketemu dia lagi. Cinta Monyet Gue yang ternyata masih inget sama gue dan entah jujur entah bohong...juga kangen sama gue walaupun udah 18 tahun ga ketemu. Gue pengen cerita sedikit tentang cinta monyet gue ini.
Namanya, Putu Artawan. Jaman gue eS De dulu tuh ga ngerti sama yang namanya cowok cakep. Temen cowok or cewek itu buat gue sama aja. Ga ada bedanya. Termasuk temenan sama dia. Samapai suatu hari dia kirim surat cinta ke gue lewat seniornya di tempat magang. Jadi dia itu anak STM yang magang di Tukang Service di sebelah rumah gue dulu. Pas gue baca tuh surat, gue malah ketawa. Gue lupa kata-katanya waktu itu, tapi yang gue inget, gue ketawa waktu baca dan bingung musti diapain tuh surat. Hampir seminggu kejadian itu, berkali-kali dia minta balasan tapi ga aku hiraukan. Akhirnya dia nembak gue langsung. Cuman, lucunya...ga gue iyakan pernyataannya, tapinya kita kayak orang pacaran gitu. Kalau ketemu suka malu-malu. Saling nungguin kalau waktunya berangkat sekolah, sampai akhirnya aku masuk eS eM Pe dan kamu tamat. Kita ga pernah ketemu lagi. Dan sampai hari ini. Ah, kalau ingat masa lalu selalu indah di kenang.
Makasi ya, setidaknya aku jadi inget. Ternyata aku punya cerita cinta monyet jaman dulu. Dan kisahnya pun sangat manis untuk di kenang.

Sabtu, 26 November 2011

Tangisan di Balik Punggung Itu

Inginku hapus air mata itu dan kuganti dengan senyuman manis di bibirmu. Sekalipun kuhanya dibalik punggungmu. Tangis itu, aq mendengarnya dengan hatiku. Getaran rindu itu seperti membutuhkan dermaga utk berlabuh...telingaku memang tak mendengarnya Teman(jika boleh kupanggil begitu)berbagilah mungkin dgnku dan aq akan setia mendengarkannya.


Banyak hal yang bisa aq bagi denganmu, cerita-cerita lucu, tingkah-tingkah comel serta kesan mendalam tentang pribadimu yang hangat. Membuat aku sadar, dunia baru tak selamanya menyeramkan. Menakutkan. Seperti yang sering aku bayangkan sebelum masuk ke dalamnya. Mengenalmu, dengan sejuta pesonamu, membuat aku terpana. Ada banyak yang tersembunyi di balik tawa ceriamu. Bisakah aku menyelaminya dan memberimu satu senyum termanis karena kamu telah mengenalku? Jika itu iya, bisakah aku memberimu senyum manis itu?


Ah, Fatamorgana kadang terasa. Karena aku hanya mampu memandangmu dari sisiku berdiri. Tak mampu aku melangkah menggapai pesonamu namun, aku pun tak mampu acuhkan pesonamu yang seakan memanggilku dalam sisi waktu yang terus saja berlalu tanpa pernah bisa berhenti sejenak agar aku bisa, setidaknya menyecap sedikit pesona itu dan pergi berlalu tanpa meninggalkan setitik pun jejak yang akan menyisakan kenangan.


Ya memang tak akan bisa, teman(jika boleh aku memanggilmu demikian), semua telah tegas tertulis teman(jika boleh memanggilmu demikian). Kamu hanya akan cukup aku kagumi denga sejuta pesonamu. Dan aku tak akan pernah bisa...sedetik pun berpaling ataupun mendekat pada pesonamu itu. Seperti matahari, kamu akan membakarku namun aku tak akan mampu bertahan tanpa matahari. Teman(jika boleh aku memanggilmu demikian)sungguh pun sulit, namun aku harus bisa dan perasaan itu lah yang begitu menyiksaku.


Mengenalmu, membuat aku percaya...kamu adalah tangis itu. kamu adalah rindu itu. Dan seperti bayi besar yang menangis, maka aku tawarkan hatiku untuk tempatmu berlabuh, menceritakan rindumu pada Ibu, yang begitu kamu sayangi. Menceritakan rasa banggamu untuk Bapak, yang begitu kamu kagumi. Dan rasa rindumu pada belahan jiwamu yang kamu tinggalkan di sana. Jangan kamu hapus air mata itu, biarkan. Bebaskan. Dan aku akan tetap menganggapmu lelaki hebat.


Trimakasih, kopi hangatmu, senyum manismu dan tawa ceriamu. Kunikmati tiap detik kebersamaan itu, karena pada akhir waktunya akan berakhir dan kamu akan jadi kenangan terindah dalam hidupku. Selamanya.

Senin, 24 Oktober 2011

Calon Jodohku

Telah tepatkah pilihanku terhadap apa yang telah aku pilih saat ini? Ataukah aku harus menyegerakan mencari calon jodohku untuk segera menikah? Akankah pernikahan menjadi ujung pencarian kebahagiaanku? atau malah sebaliknya, pernikahan hanya awal dari serangkaian masalah dalam kehidupanku? Sesungguhnya hanya hatiku yang mampu menjawab semua pertanyaanku itu. Namun sayangnya hatiku menolak untuk menjawabnya saat ini. Mungkin untuk saat ini sendiri adalah pilihan yang tepat?

Ah, terkadang aku lelah selalu jadi bahan omongan orang karena kesendirianku. Bahkan kedua orang tuaku sendiri pun selalu beranggapan negatif atas kesendirianku saat ini. Diumur 30 tahun dan masih berstatus lajang bukanlah pilihan bagiku. Tapi itu suratan takdirku dari Yang Maha Kuasa. Namun terkadang tanggapan miring, omongan miring bahkan perlakuan yang sangat melecehkanku, sering aku terima dari banyak orang hanya karena aku masih sendiri saat ini. Pertanyaanku sekarang, terbuat dari apakah hati mereka? Tidakkah mereka sadar apa yang mereka tuduhkan ataupun mereka anggapkan padaku itu sungguh sangat melukai hatiku?

Siapa yang tak ingin segera menikah? Aku pun sangat ingin, bertemu dengan orang yang tepat. mejalani hidup bersama-sama disisa umurku. Memiliki malaikat-malaikat kecil yang cantik dan tampan. Dan menikmati semuanya. Aku pun punya mimpi-mimpi idealku. Namun apalah daya jika ALLAH inginkan berbeda padaku. Aku hanya bisa menerima dengan keiklasanku. Menjalaninya dengan penuh rasa syukur, setidaknya hatiku tidak senaif itu menganggap kesendirianku sebagai aib. Setidaknya aku tak berfikir sempit untuk sesuatu yang aku anggap aku mampu menjalaninya. Setidaknya aku masih lebih normal memandang hal itu. Seharusnya mereka bisa lebih bersyukur karena tak bernasib sama sepertiku. Mereka bisa lebih awal menemukan teman hidupnya dan seharusnya mereka lebih bisa menjaganya dengan baik. Setidaknya.

Yah, inilah hidup dengan segala pilihan dan resikonya. Kenapa tidak dinikmati? Kenapa tidak disyukuri? Kenapa tidak berusaha menjaganya agar tak keluar dari jalurnya? Setidaknya aku merasa lebih lega, karena aku mampu menerima diriku sendiri apa adanya. Menjalaninya dengan ketabahan yang aku punya. Tetap berusaha dan bersyukur apa yang aku miliki sekarang semua adalah nikmat yang ALLAH beri untukku dengan tujuan yang mulia. Bukankah ALLAH telah menjanjikannya? Maka aku percaya akan tiba waktunya nanti semua menjadi nyata. Dan pastinya lebih baik.

Mungkin kamu(aq masih mencarimu, entah siapa) calon jodohku. Aku pun tak pernah tahu itu. Calon jodoh yang aku pesan pada ALLAH sangatlah sederhana. Tak seperti yang di tuduhkan banyak orang padaku yang menganggap aku terlalu banyak memilih. Cukuplah dia menjadi dirinya sendiri, bisa menerimaku apa adanya dan yang pasti nyambung dalam hal komunikasi. Aku tak pernah minta pada ALLAH jodoh yang sempurna, karena aku sendiri pun belum tentu sempurna di matanya. Selama aku merasa yakin dan mampu menemaninya untuk bisa menjalani sisa umur kami, aku takkan berkata tidak. Semua di tangan ALLAH, rezeki, jodoh, maut dan kelahiran. Aku hanya berusaha dengan kemampuanku, mencarinya dengan jalan yang di ridhoi ALLAH. Itu saja.

Jika pernikahan adalah sumber kebahagiaan itu, aku pun sangat menginginkannya. Jika jodohku adalah kamu(aq masih mencarimu, entah siapa) maka aku pun takkan mengingkarinya. Semua pasti akan terjadi pada waktu yang tepat. Dan bagiku, kamu(aq masih mencarimu, entah siapa) adalah orang yang tepat yang ALLAH kirim untukku seperti pesanan jodoh yang aku minta padaNYA. Semoga kamu(aq masih mencarimu, entah siapa) pun berfikir seperti itu. Amin.

Kamis, 22 September 2011

Pergi Tak Kembali

Saat itu aku sendirian di kost. Mendengarkan musik sambil menikmati secangkir teh yang aku buat sendiri. Rasanya tenang sekali hidupku saat ini. Aku benar-benar sendiri. Kusadari itu setelah sebuah suara menyapaku. Seseorang yang sedang mencari kost. Kebetulan kamar nomor 5 masih kosong, tapi sayang ibu kost sedang tidak ada di tempat. Akhirnya dia pergi. Keesokan harinya dia datang lagi, tapi kali ini dia datang pagi harinya. Aku bertemu dia saat aku akan berangkat kuliah. Dia tersenyum ke arahku dan menyapaku dengan ramah. Aku membalas senyumannya dan berpamitan padanya juga pada ibu kost yang kebetulan menemaninya melihat kamar nomor 5. Ternyata sejak pagi itu dia telah resmi menjadi penghuni baru kost kami, tepatnya kamar nomor 5. Aku terima berita itu dari ibu kost saat aku akan mandi.
            Malamnya dia berkunjung ke kamarku dan memperkenalkan dirinya. Kami mulai berteman dan hari-hari selanjutnya kami mulai akrab. Setiap malam dia selalu menemaniku minum teh sambil memandang bintang di langit di beranda kamarku yang terbuka. Aku merasa tak sendiri lagi menikmati teh.
            Bayu namanya. Setiap hari dia selalu menemaniku kemana saja aku pergi. Kami berteman biasa tapi seperti sepasang kekasih. Bahkan kekasihnya cemburu melihat kedekatan kami. Sungguh, aku tak berniat untuk merebut Bayu dari kekasihnya.
            Semua telah terjadi, Bayu harus putus dengan kekasihnya. Kami sama-sama jomblo, toh kami tetap memilih sendiri sekalipun kesempatan itu ada. Kami tetap pada komitmen awal bahwa kami hanya berteman tidak lebih dan tidak kurang. Hingga akhirnya aku punya pacar. Hubungan kami sedikit berubah. Aku sengaja menjaga jarak dengan Bayu, bukan ada maksud tertentu, tapi aku merasa Bayu mulai berubah sejak kedekatanku dengan Aji dan perubahan itu semakin aku rasakan saat aku dan Aji resmi jadian.
            Bayu mulai suka minum dan parahnya lagi dia mulai mencoba untuk mutaw. Aku sedih tapi aku nggak tahu harus berbuat apa. Aku mencintai Aji dan aku juga nggak mau Aji berfikir yang bukan-bukan tentang hubunganku dengan Bayu. Namun aku juga sayang pada Bayu dan aku nggak ingin Bayu menyakiti dirinya sendiri. Aku berusaha untuk tidak menghiraukan berita-berita tentang Bayu. Aku lebih berkonsentrasi pada hubunganku dengan Aji.
            Akhirnya sampai juga pada titik klimaks. Aku tak bisa lagi membohongi diriku sendiri tentang Bayu dan Aji, dengan sendirinya dia tahu keadaan batinku tengah labil. Dengan berat hati kulepaskan Aji walaupun perasaanku padanya sangat tulus. Aku benar-benar mencintainya dengan sepenuh hatiku. Namun Aji tak bisa hidup sebagai bayang-bayang diantara aku dan Bayu. Entah sudah berapa kali kujelaskan pada Aji jika hubunganku dengan Bayu hanya sebatas teman, tapi Aji tak mau memahami itu. Hatiku sedih, namun aku tak tahu lagi harus bagaimana. Perhatiankupun beralih pada Bayu yang semakin hari semakin kurus kering. Segala cara aku lakukan untuk mengembalikan Bayu yang dulu.
            Banyak gosip-gosip miring tentang hubunganku dengan Bayu sejak putusnya hubunganku dengan Aji. Aku nggak peduli lagi dengan kata-kata orang di luar sana. Saat ini aku lebih peduli pada kesembuhan Bayu. Orang tua Bayu mengetahui keadaan Bayu yang semakin memburuk, bahkan dengan memohon ibu Bayu memintaku membantu penyembuhan Bayu. Mungkin pengorbananku sudah tak wajar lagi sebagai seorang teman. Sekalipun sebagai seorang sahabat. Bahkan teman-teman sekostku mengatakan bahwa semua itu bukan lagi sebuah ungkapan perasaan sayang terhadap teman, namun itu semua adalah sebuah ungkapan perasaan yang tersimpan jauh di lubuk hatiku. Mungkinkah? Memang cinta dan persahabatan seorang lelaki dan wanita hanya dibatasi oleh benang yang sangat tipis.
            Sungguh aku tak ingin menyadarinya. Satu tahun tiga bulan sembilan hari aku menemani Bayu melewati masa-masa krisisnya dari ketergantungan obat dan selama itu pula, Dewi Amor telah membohongiku tentang jalinan benang merah yang tak seharusnya tersimpul mati. Bayu menembakku dengan kata-kata maut itu. Aku tak tahu harus menjawab iya atau tidak padanya. Aku masih ragu dengan perasaanku saat itu. Selama ini aku hanya menganggap Bayu sebagai seorang teman. Aku minta waktu padanya dan Bayu memberiku waktu selama dua minggu untuk menjawabnya.
            Dua minggu tidak cukup bagiku untuk mendapat jawaban yang benar-benar tulus, jujur dan bukan sebuah jawaban yang kubuat atas perasaan sesaat saja. Hari itu tiba, tapi bukan jawaban yang kuberikan pada Bayu melainkan ucapan selamat tinggal. Bayu akan meninggalkan kota ini untuk kembali ke kota kelahirannya. Bayu juga akan meninggalkan kuliahnya. Aku tidak tahu apa alasannya dan juga tidak ingin tahu. Saat ini tepat seperti saat pertama kali Bayu datang ke kostku dan juga saat aku sedang menikmati secangkir teh hangat yang sama. Sendirian saja sambil mengdengarkan lagu yang sama. Audy, satu jam lagi.
            Mungkin jika Bayu memberiku satu jam lagi aku tak kan sendiri namun bersama Bayu berdua menikmati teh hangat sambil memandang langit penuh bintang. Mungkin jika Bayu memberiku satu jam lagi aku pasti akan mengatakan “izinkan aku untuk belajar menyayangimu semampuku, belajar mencintaimu dengan hatiku dan belajar menghargaimu bukan hanya sebagai seorang teman saja melainkan sebagai seorang kekasih”. Mungkin jika Bayu memberiku satu jam lagi aku pasti datang, karena saat pesawat take-off aku baru tahu dari seorang temannya, jika dia akan pergi dan tak akan pernah kembali.

Sabtu, 17 September 2011

TENTANG RASA

Kuputuskan untuk meninggalkan kenangan tentangmu disini. Di sudut hatiku yang gelap, agar tak seorangpun tahu juga kamu betapa pernah aku memiliki rasa ini kepadamu sepenuh hatiku. Aku tak ingin lagi kenangan itu membuatku selalu berharap banyak tentang cinta dan memiliki kamu seumur hidupku. Kamu mungkin bukan 'seseorang yang aku tunggu itu-bukan seseorang yang Allah kirim untuk menjadi bagian dari sisi yang menciptakan ku dari tulang rusuk 'nya'-. Kamu tahu, aku berharap banyak padamu. Menjadikanmu sahabat dalam duniaku. Berbagi banyak hal meski hanya dengan bayang-banyangmu saja. Aku ingin kamu nyata. Kamu ada. Kamu tahu ada aku di sampingmu. Tapi hingga waktunya tiba kamu tak pernah untukku. Kini, kamu telah milik orang lain, bahkan kamu telah memiliki belahan jiwamu -buah cintamu- sepasang mahluk imut yang lucu. Aku berbahagia untukmu. Ingin aku katakan padamu -selamat ya atas kelahiran si mungil- tapi rasanya suaraku tertahan di tenggorokan. Hanya melihatmu saja, aku tersenyum. Walaupun hanya sebuah bayang-bayang saja yang aku tangkap dari kejauhan. Jarak kita memang sudah sangat jauh sejak awal, namun entah kenapa aku selalu bisa memikirkanmu dan selalu bisa membuatku tersenyum bahagia. Kamu tahu, kamu adalah air penawar dahagaku saat aku merasa kehausan. Walaupun fatamorgana, namun hatiku selalu hangat jika kau ada disekitarku. Itu kekuatan 'rasa' yang tak pernah aku sangka mampu membuatku tetap bertahan dan terus melangkah meskipun tak ada kamu menggenggam erat tanganku dan berkata -jangan takut ada aku selalu disini- Kamu tahu, aku tak pernah berani mengatakan jika apa yang aku rasa ini cinta, walau terkadang dengan congkak hatiku terkadang berkata ini juga cinta. Walaupun ini hanya cinta plantonis belaka. Namun, aku sadar betapapun aku mencoba dan berusaha mencengahnya, hati ini kadang suka bandel nggak mau dengar aku. Toh, aku menerimanya dan bisa merasakannya. Merasakan hangatnya hadirmu di sekelilingku, walau kadang hanya sebatas melihatmu/memperhatikanmu dari kejauhan dengan diam-diam. Merasakan kuatnya instingku terhadapmu, saat kamu mendapat musibah. Aku ingat, hari itu aku jatuh dari pohon saat tiba-tiba saja aku teringat kamu dan "abakadabra" tangan kananmu di gips karena terjatuh juga. Terkadang aku tertawa sendiri mengingat semuanya. Kamu tahu, ingin rasanya aku ceritakan semua padamu, tapi itu tidak lah mungkin dan aku pun tak akan mampu membuka mulutku saat ada di depanmu. Kamu tahu, saat kita akan berpisah di kelas tiga SMP, di ruang ketrampilan aku mencari-cari kamu ditengah kerumunan anak-anak kelas tiga. Mataku terus mencarimu, berdesak-desakan dan berkeringat karena ventilasi udara ruang ketrampilan hanya berupa jendela-jendela yang dibuka seadanya sehingga tak ada udara yang bergerak bebas dikerumunan anak-anak kelas tiga itu. Dan tiba-tiba, kamu ada di depanku tersenyum -entah kepada siapa- dan keningmu berkerut saat mata kita beradu bandang. Sedang mataku terbelalak kaget melihatmu di depanku. Jarak kita tak sampai setengah meter dan seharusnya aku berkata -kakak, kamu kemana saja. aku mencarimu kemana-mana- tapi yang aku lakukan malah lari menjauhimu menerobos kerumunan anak laki-laki yang berkeringat dan bau. Nafasku mirip atlet lari maraton yang baru selesai ikut lomba. Belum habis rasanya rasa kagetku, kamu mengagetkanku dari balik jendela kelasmu. Aku tak sadar jika tadi saat aku berlari dengan sahabatku Ayu, kami berhenti tepat dibelakang kelas III B. Dan itu adalah kelasmu. Tanpa sadar aku bercerita pada Ayu gimana reaksiku saat kita bertemu tadi. Dan kamu mendengarnya dengan jelas dari tempat dudukmu. Oh Tuhan, temanmu yang bernama kak Titis menyahuti kata-kataku -masak sih, kok kamu malah lari ada orangnya?- aku langsung terlonjak dan melihat ke asal suara. Aku mendekatkan wajahku ke kaca jendela dan betapa kagetnya aku melihatmu duduk di sana dan ikut tersenyum mendengar tawa teman-temanmu yang menggoda aku. Aku lari lagi, tapi kali ini ga menerobos kerumunan anak-anak kelas tiga tapi anak-anak kelas dua yang menunggu pengumuman kelas mereka di kelas tiga. Sumpah, aku malu tapi anehnya aku senang dan tersenyum-senyum sendiri mengingatnya. Bahkan aku pernah menguntitmu. Tapi bukan berniat berbuat jahat padamu. Aku hanya iseng. Iseng karena aku kangen. Setelah kamu tamat dan sekolah di SMA Empat, kita jadi jarang ketemu. Dan kamu tahu, aku jadi senang ikut kelas agama di jam terakhir, karena jam pulangnya barengan dengan jam kamu sampai di terminal dengat sekolah SMP kita dulu. Kita jadi sering jalan bareng dari depan SMP kita hingga ke depan gang rumahmu di Wedapurana. Kita berjalan bersama walaupun jarak kamu jauh di depanku. Bahkan aku pun satu sekolah lagi denganmu saat SMA dulu. Tapi kamu nggak tahu kan? Terlalau banyak kenanganku tentang kamu dan kamu bahkan ga akan punya satu kenangan pun tentang aku dan ga akan ingat cerita-cerita itu. Aku ga marah kok karena aku sadar, hanya aku lah pemeran pembantu dan pemeran utama dalam kisahku ini. Kamu hanya sumber cerita saja. Teddy -semoga kamu ga baca semua cerita ini, karena aku ga bakal sanggup menghadapi kamu nanti- jika Allah hanya menjadikanmu sepenggal cerita 'tentang rasa' -aku ga berani bilang ini tentang cinta, karena ini memang bukan cinta- dalam kisah hidupku, maka kamu adalah cerita terindahku. Karena, kamu tahu hingga aku lulus kuliah aku masih selalu memikirkan dan mengharapkan kamu. Trimakasih untuk kenangan ini Teddy, trimakasih untuk semuanya. Sudah saatnya aku tinggalkan semua dan ini benar-benar berakhir. Will I can see you againt???

CINTA

Ternyata cinta itu memang buta dan kebutaan itu disebabkan oleh ketidak mampuan hati menjabarkan makna dari cinta. Cinta ... yang telah membunuh hati ini dengan belati derita. Cinta ... yang telah butakan nurani dengan kegelapan. Cinta ... dimanakah dirimu disaat jiwa ini menjerit kesakitan, mengerang garang menahan perihnya luka, masa yang patah. Cinta ... dimanakah dirimu disaat kebutaan menjadi bagian dari langkah, ketulian menjadi bagian dari makna yang hilang menguap bersama kemunafikan, kebisuan menjadi petaka, ataukah aku adalah derita dari cinta?
            Cukup! Tak ada yang bisa ku pahami dari makna asmara yang sebanding dengan secawan anggur. Memabukkan. Panah asmara yang patah membentur kesombongan, bungkahan waktu dari hatimu yang juga ... ternyata terluka! Sama! Tapi apakah sama makna tangismu dengan tangisku? Apakah sama makna lukamu dengan lukaku? Lukamu yang disebabkan oleh penolakan berbeda dengan lukaku yang disebabkan oleh waktu karena menawan cinta yang kosong pada masa. Cinta yang bertepuk sebelah tangan.
            Kasih! Ku panggil engkau kekasih karena waktu untuk sesaat menjadikanmu cinta bagi hatiku, kemudian waktu berlalu engkau bukan lagi kekasih untuk hatiku lagi. Aku menangis. Cukupkah harapan, impian dan keinginan mengalir melewati waktu dan bermuara pada penolakanmu untuk obati lukamu? Atau engkau minta aku tawarkan cinta pada hati yang lain. Yang mungkin sama dengan hatimu. Tidak! Bagiku engkau nafas bagi jiwaku karena aku mayat bagi cintamu.
            Terimakasih atas segalanya ... segala makna dan nafasmu bagi hidup cintaku. Semua warna telah melukisnya. Terimakasih atas waktu dan cinta yang semarakkan jiwa menjadi luka akhirnya. Terimakasih, cukup sampai disini langkahku. Bagiku engkau tetap nafas bagi cinta. Sekalipun waktu berhenti, hatiku tak mampu membencimu. Aku akan selalu mencintaimu. Hingga akhir hayatku, aku akan selalu cinta padamu. Bolehkah?

Kamis, 21 Juli 2011

CATATAN CINTA GILA

Ada sepenggalan kisah kita yang masih tersimpan rapi di dalam hatiku. Aku kira akan terlupakan oleh waktu yang terus saja memberi jarak antara kita hingga terasa sangat jauh. Jauh sekali. Aku kira akan selalu ku tempatkan di sana. Di satu sudut hatiku yang tak kan terisi selain kenangan tentangmu. Namun, semakin aku ingin menyimpannya, jarak itu semakin terasa jauh. Mungkin aku harus berani mengakhiri segalanya-segala yang belum pernah dan tak akan pernah dimulai. Segala kisah lalu antara kita agar hanya bisa menjadi kenanganku saja. Sudah tak ada harapan aku kira. Namun hatiku selalu berkata, "suatu saat nanti entah diwaktu yang mana, akan ada saatnya cinta ini akan kau balas". Mengapa hatiku selalu membohongiku tentang cinta yang tak pernah terbalas ini. Mengapa? Aku hanya membisu. Terkadang, sakit rasanya jika mengingat tentangmu. Kau hanya sepenggalan kisah cinta dalam perjalanan hidupku, namun berdampak sangat kuat pada emosi jiwaku ini. Aku tahu. Sudah waktunya mengakhiri harapan-harapan kosong ini. Mengakhiri semua kenangan yang masih selalu bisa membangkitkan hasratku untuk tetap bertahan pada cinta yang kupilih. Cinta Plantonis yang tak sekali pun pernah kau balas. Dan aku tak pernah menginginkan kau membalasnya. Biar kan cintaku bisu untukmu. Cinta bisu inilah yang selalu memberiku kekuatan menatap esok dan menjalani setiap detik waktu yang berlalu. Mungkin ini cinta. Cinta yang gila karena mencintaimu dengan kebisuan, namun kamu harus tahu satu hal, aku bahagia bisa mengenalmu, mencintaimu dengan caraku dan akan selalu seperti itu hingga akhirnya maut memisahkan. Karena hanya kematian yang akan membuatku mengakhiri cinta ini.

Selasa, 12 Juli 2011

070720112100

SE K550i milikku berbunyi. Satu sms aku terima dari P. Sunardika BPDAS. Isinya-sk pl rhl dan exploitasi mulai juni 2011 lokasi pemeliharaan kph bb & bt dan tnbb 30 ha trimk-setelah kubaca, duh senengnya hatiku. Alhamdulillah hirobbilalamin. Akhirnya penantianku ga sia-sia. kesabaranku berbuah kenikmatan. Dan sekarang aku bisa tunjukkan kepada mereka jika semua pikiran negatif mereka tak terbukti. Aku pun merencanakan berangkat ke Denpasar hari minggu sore setelah servis motor. Minggu, 10 juni 2011 selesai servis di Indra Motor, aku langsung berangkat. Sebelumnya aku sudah sms Ame, karena rencananya nginep dikosannya. Ame bilang boleh. Dan jam 17.00 wita aku dah tiba di kos Ame. Keesokan harinya aku berangkat ke BPDAS setelah Ame berangkat kerja. Ternyata aku telat, syukur ada mas ujang yang nanya dan bilang kalau rapat sudah dimulai sejak tadi. Aku pun menyusul malu-malu masuk ruang rapat. Sudah ada Pak Abduh-kasi. Kelembagaan, Pak Sunar dan Pak Sujana-pimpro RHL dan Staff Perencanaan, Pak Agung-KKPHBB, Pak Sapto-KKPHBTn, Pak Alif-KKPHBTm, Pak Catur-Ka. TNBB dan Ka. KSDA, dan Susi. Malah menyusul setelahku ada Pak Djoko-Kasi. Perencanaan sekaligus pejabat pembuat komitmen dan Pak -entahlah namanya aku ga terlalu ngeh-yang menggatikan Pak Djoni yang cuti sakit.
RAPAT ternyata sudah banyak membahas tentang rancangan, spj dan pelaporan serta pengadaan. Karena sudah siang dan waktunya makan, akhirnya rapat di akhiri dan sudah di dapat hasil dan kesimpulannya. Aku lega banget saat Pak Sunar menyerahkan 3 bundel surat, surat pertama sk pengaturan pinjam-pake jupe sampai 31 desember 2011, surat kedua sk pengaturan besarnya biaya eksploitasi kendaraan yang berlaku sama dengan sk pertama dan surat ketiga sk kontrak kerja, tata kerja dan besarnya honor serta tempat tugas.
SANGAT melegakan. aku pun memutuskan untuk menginap lagi semalam. Bareng anak-anak Salawati-Kak ime, Ame, Andre, Wawan-kami pergi ke Kuta makan soto sapi pake lobak. Bis makan lanjut lagi ke Tuban nyari wedang jahe. Lagi asyik ngewedang ada yang nawari dvd dan kebetulan banget ada dvd-pasta-film korea favoritku. Aku beli deh. Balik ke kos tidur pun jadi nyenyak.
WAKTUNYA pulang-balik-ke singaraja setelah satu hari dua malam menginap di kos Ame. Aku berencana berangkat setelah Ame berangkat kerja. Sebelum berangkat, sempetin mampir ke Toga Mas DPS mau ambil novel Dewie Sekar-Alita@first-yang sudah aku pesan semalam lewat telpon saat menanyakan stok novel yang mereka miliki karangan idolaku itu. Dapat dengan harga diskon malah. Sampai Singaraja aku sengaja mampir di Toga Mas-kerena sebulan lewat yang lalu aku sempat memesan dua novel karangan Dewie Sekar-aku pun ingin membatalkan pesanan novelku yang Alita@first karena di toko mereka stoknya kosong dan aku sudah dapat di Denpasar. Maka aku akan mengambil pesananku yang satu lagi-Alita@Heart-yang ternyata stoknya tinggal dua. Sama2 dapat diskon tapi yang di Singaraja diskonnya sedikit dibandingkan yang di Denpasar.
MENYENANGKAN sekali akhirnya, kini aku bisa lebih tenang. Walaupun hanya untuk enam bulan saja-kan kontraknya hanya hingga 31 desember 2011 saja-setelah itu aku harus mencari kerjaan baru lagi. Malah aku denger-denger ada isu yang berkembang tenaga kontrak ga akan di perpanjang lagi karena negaraku tercinta-kata mentri keuangan anggaran belanja negara udah kelebihan pasak dari pada-tiangnya-pendapatannya dan karena itu negara Republik Indonesia ini bisa bangkrut-tidak mampu membiayai belanja modal berupa gaji pegawai saja. Itu artinya aku harus bisa membuat peluang usaha yang menjanjikan masa depan untukku. Tapi aku tetap bersyukur. Yang paling aku syukuri aku selalu bisa percaya diriku sendiri yang artinya lagi aku percaya pada Tuhanku-ALLAH SWT semata-karena telah mempercayaiku untuk percaya pada diriku. Trimakasih Ya ALLAH atas semua nikmat serta cobaanMU selama ini, yang telah membuatku menjadi manusia seutuhnya. AMIN.

Rabu, 06 Juli 2011

Dunia tanpa Maya

Berdiri...diujung pulau Bali, terasa ragu dan tak yakin. Apakah aq memilih hidupku atau hanya menerimanya saja. Sangat sulit rasanya...menerima saja, karena hatiku tak setulus itu bisa menerima. Aku semakin tak yakin, dan tak mampu tetap bertahan. Ketegaran hanya terasa seperti kapas ringan yang melayang saat angin meniupnya dan tak tahu kemana akan melayang-layang. Ah, sulit sekali bagiku hidup tanpa Maya. Aq tak akan bisa menerimanya tanpa pernah mempertimbangkannya. Aq tak akan mampu memutuskannya tanpa pernah memikirkannya. Dan aq tak akan pernah bisa menghadapi resikonya. Aq hanya manusia biasa, yang lemah dan tak berguna di mata semua orang. Hanya sebagai pelengkap kehidupan mereka. Aq tak pernah penting. Tapi bagiku sendiri, aq sangat membutuhkan diriku sendiri. Sesaat aq merenungi. Apa yang aq cari, apa yang aq mau dan apa yang terbaik bagi q, hanya ALLAH SWT semata yang tahu. Aq pun memutuskan, biarkan aq memilih jalanku sendiri dengan segala resiko yang telah siap aq hadapi. Biarkan aq menjalaninya dengan caraku sendiri dan aq tak akan merugikan siapa pun, aq jamin. Jadi, diujung pulau Bali ini aq putuskan...aq memilih hidupku dengan caraku tanpa merugikan orang lain. Aq memilih duniaku. Maya.

Kamis, 30 Juni 2011

DUNIAKU

Duniaku
Sunyi tanpa suara
Hanya warna
Aku suka warna pelangi
Lalu bintang
Lalu matahari
Lalu bulan
Lalu malam
Lalu aku terdiam
Duniaku
Sunyi tanpa suara
Hanya Warna
Aku suka warna hijau
Lalu biru
Lalu kuning
Lalu hitam
Lalu hanya diam
Karena duniaku sepi tanpa suara
Hanya warna dan aku suka warna

Minggu, 26 Juni 2011

CURHAT PERTAMAKU DI BLOG INI

Dulu, aq selalu menuliskan apapun yang terjadi padaku di buku harian-diary sih kerennya-ku, aq ceritakan semua yang aq alami dan aq rasakan. Semuanya tanpa terkecuali. Tapi sekarang-hari ini tepatnya-aq ingin menuliskan semua curhatanku di blogku ini. Biasanya-klo aq menulis di bukuharianku-aq akan memulai dengan kata...
Dear diary,
Aku merasa seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Yang aq tahu hanya berusaha bertahan dan tetap berjuang menjalani semuanya walaupun nanti aq ga bisa lagi nangis. Aq hanya perlu bahu untuk tempat menyandarkan rasa lelahku terhadap semua yang aq rasakan.
Dulu, setiap kali aq bersedih. pojok kamar dibalik pintu adalah tempat terbaikku menangis, karena akan ada ibu peri yang baik hati yang akan menemaniku mencurahkan semua kesedihanku, kemarahanku dan rasa kecewaku. Sentuhan ibu peri yang lembuat selalu menguatkanku. :D :D :D itu yang aq rasakan, walaupun setelah besar dan mengerti, itu hanya dunia lainku. Hanya hayalanku belaka. Namun, rasa nyaman itu terus aq cari hingga hari ini.
Dear...
Dianggap hanya sebagai anak pembuat masalah, bebannya dan aib bagi ibu kandungku sendiri hanya karena aq tak bekerja dan belum menikah, sungguh sangat melukai hatiku. Ibu yang seharusnya membuatku nyaman berada disisinya, yang membuatku merasa aman dari apapun juga dimuka bumi ini, ternyata hanya mengganggapku masalah. Sungguh ironi, disaat aq begitu kuat mengacuhkan orang-orang diluar sana dan tak memperdulikan pandangan mereka, ternyata sia-sia karena Ibuku, orang yang paling aq harapkan mendukungku tak berbeda dengan orang-orang diluar sana.
Belum lagi sikapnya padaku, seakan aq ini hanya manusia yang tak berguna. Aq sadar, tak ada yang bisa aq berikan padanya. Aq sangat berterimakasih padanya yang telah melahirkan aq kedunia, memeliharaku dan mendidikku hingga aq menjadi sarjana, namun tak bisa membuatnya bangga. Sungguh aq ga akan bisa membalasnya. Namun apakah ini yang harus aq terima dari sikapnya padaku? Aq ga pernah menyangka. Aq hanya anak yang tak pernah diharapkan di dalam keluarga. Seharusnya dulu, kalian tak perlu melahirkan aq jika kalian tak pernah mengharapkan aq. Seharusnya aq diposisi kakakku yang lebih dulu meninggalkan kami. Seharusnya aq di posisi itu-terlahir sebagai janin yang tak utuh dan tak bernyawa karena penyakit yang hidup bersamanya di dalam rahim ibu-seharusnya aq bukan kakak.
Terkadang aq bertanya, apakah aq ini bukan anakmu Bu? Hingga terasa begitu menyakitkan rasanya dihatiku ini. Ibu maafkan aq, aq memang bukan anak yang bisa membanggakanmu. Hanya Allah SWT saja yang mampu melakukannya untukmu bu. Semoga Allah bisa membuatmu bangga oleh anak-anak kesayanganmu. Dan itu bukan aq.
Dear...
Kapan waktu itu tiba, telah lama aq menunggu dalam doaku. Atau aq harus terus bersabar hingga waktu itu tiba? Selama apakah itu? Dan Mampukah aq menunggu selama itu?

Selasa, 31 Mei 2011

CINTA SEJATI (From NASIRUDDIN)

Untuk Perempuanku.
Cinta sejati adalah ketika kita menitikkan air mata dan masih peduli padanya, ketika dia tidak peduli dan masih menunggu dengan setia, ketika dia mencintai orang lain dan kita masih bisa tersenyum dan berkata “Aku turut berbahagia untukmu”.
Orang yang bahagia bukan mereka yang selalu mendapatkan keinginannya, tapi yang tetap bangkit ketika jatuh, entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar lebih banyak tentang dirimu dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada.

Cinta sejati akan tetap di hati, sebagai penghargaan abadi
atas pilihan hidup yang telah dibuat.

Cinta sejati mengerti ketika kamu berkata “aku lupa…”. Menunggu selamanya ketika kamu berkata “tunggu sebentar”. Tetap tinggal ketika kamu berkata “tinggalkan aku sendiri”, membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan belum berkata
“bolehkah saya masuk?”.

Mencintai bukan bagaimana melupakan kesalahan, tapi bagaimana memaafkan, bukan bagaimana mendengarkan, tapi bagaimana kamu mengerti, bukan apa yang dilihat, tapi apa yang dirasa, bukan bagaimana melepaskan, tapi bagaimana bertahan.

Lebih sakit menangis dalam hati dari pada menangis tersedu atau mengadu,
air mata yang keluar dapat dihapus, tapi air mata yang tersembunyi
menggoreskan luka di hati yang takkan pernah hilang.

Cinta sejati akan tetap mulia meski diacuhkan, kita seharusnya berbahagia
sebab hati dapat mencintai seseorang yang kita sayang.

Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, tersakiti, mereka yang mencari dan mencoba, karena mereka bisa menghargai betapa penting orang yang
telah menyentuh kehidupan mereka.

Ketika kita benar­ mencintai seseorang, jangan lepaskan, bila dia tak membalas, barangkali dia tengah ragu dan mencari, jangan percaya bahwa melepaskan berarti kamu benar-benar mencintai tanpa suatu balasan,
mengapa tak berjuang demi cinta? Mungkin itulah cinta sejati.
­­­­
Kadang orang yang paling mencintai adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta padamu, karena kau takut berpaling dan memberi jarak, dan bila ia suatu saat pergi, kau akan menyadari ia adalah cinta yang tidak kamu sadari.

Minggu, 29 Mei 2011

Nyuw nyuw nyuw Hore!

Akhirnya aq punya Blog juga...ya walopun masih gabtek sih tapi paling ga aq dah memulai satu langkah dulu untuk langkah berikutnya. Ga penting klo misalnya ga bisa-bisa hahahahaha...well well well, musti semangat. Sipirili! Banyak banget ide di kepala buat ngeramein blog baruku. Cuman perlu di tata atur dulu lah apa dan kapan waktunya yang tepat buat aq upload semuanya. Sabar ya...